6 Jun 2021

KONVERSI BILANGAN (PART 2)

 

A. PENDAHULUAN

Konversi bilangan merupakan proses perubahan bentuk dari suatu bilangan ke bilangan yang lainnya. Bilangan biner dapat dikonversi menjadi bilangan desimal dan bilangan desimal dapat dikonversi menjadi bilangan biner.


B. TEORI DASAR

1.    Konversi Bilangan Biner ke Bilangan Desimal

Contoh konversi bilangan biner ke bilangan desimal terdapat pada Tabel 2.

Tabel 2. Konversi Bilangan Biner ke Bilangan Desimal

Bilangan Biner

Konversi

Bilangan Desimal

(25)

32

(24)

16

(23)

8

(22)

4

(21)

2

(20)

1

11

-

-

-

-

1

1

2 + 1 = 3

101

-

-

-

1

0

1

4 + 1 = 5

1001

-

-

1

0

0

1

8 + 1 = 9

10001

-

1

0

0

0

1

16 + 1 = 17

100001

1

0

0

0

0

1

32 + 1 = 33

 

2.   Konversi Bilangan Desimal ke Bilangan Biner

Konversi bilangan desimal ke bilangan biner dapat dilakukan dengan dua cara. Cara yang pertama yaitu bilangan desimal dipisah-pisahkan ke dalam sejumlah bilangan pangkat berbasis 2, seperti yang terdapat pada Tabel 3.

Tabel 3. Konversi Bilangan Desimal ke Bilangan Biner

Bilangan Desimal

Konversi

Bilangan Biner

(25)

32

(24)

16

(23)

8

(22)

4

(21)

2

(20)

1

15

-

-

1

1

1

1

1111

20

-

1

0

1

0

0

10100

25

-

1

1

0

0

1

11001

30

-

1

1

1

1

0

11110

35

1

0

0

0

1

1

100011

 

Contohnya bilangan desimal 2510 nilainya lebih besar dari 16, maka bit 1 ditempatkan pada kolom tersebut. Sisanya adalah 25 – 16 = 9 yang nilainya lebih besar dari 8, maka bit 1 ditempatkan pada kolom tersebut. Sisanya adalah 9 – 8 = 1 yang nilainya sama dengan 1, maka bit 1 ditempatkan pada kolom tersebut. Bit 0 ditempatkan pada kolom yang lainnya, sehingga konversi 2510 = 110012.

Cara yang kedua yaitu dengan pembagian. Bilangan desimal akan dibagi 2 secara berturut-turut dengan memperhatikan sisa pembagiannya. Sisa pembagiannya akan bernilai 0 atau 1 yang akan membentuk bilangan biner. Contohnya bilangan desimal 3510 akan dikonversi menjadi bilangan biner dengan langkah-langkah sebagai berikut:

35 / 2 = 17, sisa 1 (LSB)

17 / 2 = 8, sisa 1

8 / 2 = 4, sisa 0

4 / 2 = 2, sisa 0

2 / 2 = 1, sisa 0

1 / 2 = 0, sisa 1 (MSB)

Bilangan biner yang dihasilkan dari sisa pembagian kemudian diurutkan dari MSB ke LSB, sehingga konversi 3510 = 1000112.


C. RANGKUMAN

Bilangan biner dapat dikonversi menjadi bilangan desimal dan bilangan desimal dapat dikonversi menjadi bilangan biner.


5 Jun 2021

KONVERSI BILANGAN (PART 1)

 

A. PENDAHULUAN

Konversi bilangan merupakan proses perubahan bentuk dari suatu bilangan ke bilangan yang lainnya. Bilangan biner dapat dikonversi menjadi bilangan oktal dan bilangan oktal dapat dikonversi menjadi bilangan biner.


B. TEORI DASAR

1.   Konversi Bilangan Biner ke Bilangan Oktal

Konversi bilangan biner ke bilangan oktal dilakukan dengan mengelompokkan tiga digit bilangan biner yang dimulai dari digit paling kanan. Setiap kelompok bilangan biner dikonversi ke dalam bilangan oktal dengan memperhatikan Tabel 1.

Tabel 1. Konversi Bilangan Biner ke Bilangan Oktal

Bilangan Biner

Bilangan Oktal

000

0

001

1

010

2

011

3

100

4

101

5

110

6

111

7

 

Contohnya bilangan biner 0010111102 akan dikonversi menjadi bilangan oktal dengan cara mengelompokkannya menjadi 0012 0112 1102.

0012 = 18 (MSB)

0112 = 38

1102 = 68 (LSB)

Bilangan oktal yang dihasilkan kemudian diurutkan dari MSB ke LSB, sehingga konversi 0010111102 = 1368.


2.   Konversi Bilangan Oktal ke Bilangan Biner

Setiap digit bilangan oktal dapat dikelompokkan menjadi tiga digit bilangan biner. Contohnya bilangan oktal 2128 akan dikonversi menjadi bilangan biner dengan memperhatikan Tabel 1.

28 = 0102 (MSB)

18 = 0012

28 = 0102 (LSB)

Bilangan biner yang dihasilkan kemudian diurutkan dari MSB ke LSB, sehingga konversi 2128 = 0100010102.


C. RANGKUMAN

Bilangan biner dapat dikonversi menjadi bilangan oktal dan bilangan oktal dapat dikonversi menjadi bilangan biner.




1 Jun 2021

SISTEM BILANGAN TEKNIK DIGITAL

 

A. PENDAHULUAN

        Pada teknik digital terdapat berbagai macam sistem bilangan, yaitu bilangan biner, bilangan oktal, bilangan desimal, dan bilangan heksadesimal. Untuk membedakan bilangan yang satu dengan yang lainnya digunakan subskrip. Dari keempat sistem bilangan tersebut, bilangan biner merupakan bilangan yang lebih sederhana dan lebih cocok digunakan pada teknik digital.


B. TEORI DASAR

1. Bilangan Biner

        Bilangan biner adalah sistem bilangan berbasis 2 yang terdiri dari angka 0 dan 1. Subskrip untuk bilangan biner yaitu ditulis angka 2 dibagian akhir bilangannya (...2), contohnya 1012 yang menunjukkan bilangan biner 101.

2. Bilangan Oktal

        Bilangan oktal adalah sistem bilangan berbasis 8 yang terdiri dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Subskrip untuk bilangan oktal yaitu ditulis angka 8 dibagian akhir bilangannya (...8), contohnya 2568 yang menunjukkan bilangan oktal 256.

3. Bilangan Desimal

        Bilangan desimal adalah sistem bilangan berbasis 10 yang terdiri dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Subskrip untuk bilangan desimal yaitu ditulis angka 10 dibagian akhir bilangannya (...10), contohnya 12810 yang menunjukkan bilangan desimal 128.

4. Bilangan Heksadesimal

        Bilangan heksadesimal adalah sistem bilangan berbasis 16 yang terdiri dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 serta huruf A, B, C, D, E, dan F. Subskrip untuk bilangan heksadesimal yaitu ditulis angka 16 dibagian akhir bilangannya (...16), contohnya D9316 yang menunjukkan bilangan heksadesimal D93.


C. RANGKUMAN

        Bilangan biner adalah sistem bilangan berbasis 2 yang terdiri dari angka 0 dan 1. Bilangan oktal adalah sistem bilangan berbasis 8 yang terdiri dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Bilangan desimal adalah sistem bilangan berbasis 10 yang terdiri dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Bilangan heksadesimal adalah sistem bilangan berbasis 16 yang terdiri dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 serta huruf A, B, C, D, E, dan F. 


D. VIDEO